Hang Ah mengulurkan tangan untuk membantu Jae Ha berdiri, tapi Jae Ha malah ketakutan. Karena Jae Ha tidak bergerak, Hang Ah mengangkatnya dengan menarik kerahnya dan membersihkan bajunya dari debu, dia mengklarifikasi kata-katanya lagi bahwa kalau semua itu dulu (sebagai pasukan pembunuh pangeran) dan dia disini sekarang hanya bertugas untuk melatih WOC. Dia pun mengulurkan tangannya dan membantu Jae Ha berdiri. Hang Ah berkata bahwa jangan khwatir karena semua itu masa lalu dan sekarang mereka sudah berdamai. Ia hanya berusaha untuk mengakrabkan diri. Jae Ha masih ketakutan , Hang Ah pun menggodanya, “Apa aku kelihatan akan memakanmu?”
Sementara itu di Frankfurt (Jerman), seorang pria tua terbaring sakit. Ia dirawat oleh dokter dan putranya. Putranya adalah Kim Bong Gu (Yoon Jae Moon), orang yang dulu menusuk Jae Ha dengan bolpennya.
Bolpen itu sebenarnya hadiah ulangtahun dari ayahnya yang sekarang meminta maaf karena tidak berada disampingnya ketika ia tumbuh. Ia kemudian memberikan surat wasiatnya dan memberitahu Bong Gu kalau Klub M sekarang miliknya.
Ayahnya memberi tanda ke dinding dan Bong Gu menyalakan stereo. Ternyata kamar itu sangat besar dan kosong. Hanya berisi tempat tidur ditengah dan sofa dibagian atas.
Eun Kyu Tae melaporkan kalau tim gabungan untuk WOC kelihatannya akan disetujui. Jae Kang khawatir dengan keberadaan Klub M.
Ia berkata dengan adanya WOC yang paling rugi adalah Klub M. Karena perkembangan mereka tergantung pada pertikaian internasional. Jika ada yang bertikai, mereka akan turut campur sebagai karena mereka adalah penjual senjata.
Saat memberikan surat wasiatnya, ayah Bong Gu minta air. Bong Gu berjalan menuju sofa dan menelpon untuk minta segelas air. Seorang wanita yang kelihatannya adalah seorang pembunuh datang dengan dua orang rekannya yang mendorong rak saji dengan air diatasnya. Bong Gu duduk di sofa tanpa membalikkan punggungnya dan mengeklik bolpennya.
Ia kemudian membuka sebuah kotak dan mengeluarkan alat suntikan. Ia menyuntikkan sesuatu yang mematikan ke infus ayah Bong Gu. Ayah segera bangun dan terengah-engah. Bong Gu mulai mengeklik bolpennya dengan lebih cepat sambil mengingat masa lalunya.
Ia tidak pernah membalikkan punggungnya, tapi ia terus mengeklik sampai ayahnya meninggal. Tiba-tiba ia melompat dan meluncur serta turun ke bawah untuk merayakan kematian ayahnya.
Ketika ia sampai dibawah, ia melihat buku besar untuk klub M. Ia terjatuh kemudian tertawa cekikikan.
Jae Ha menelpon kakaknya dengan panik. Melalui video call, ia memberitahu Jae Kang kalau mereka semua ingin membunuhnya. Pemimpin tim Korut mengancamnya di kamar mandi dan putra Sekretaris Eun mengarahkan pistol ke arahnya.
Jae Kang langsung menutup telpon itu, berteriak kalau tingkah Jae Ha semakin buruk dan menyuruh Sekretaris Eun untuk tidak memikirkan apa yang barusan dikatakannya. Kata-katanya bohong. Ia juga tidak ingin menerima telpon dari Jae Ha lagi.
Jae Ha berjalan di koridor menuju asramanya. Ia melihat nama baru. Ternyata ia sekamar dengan Kim Hang Ah.
Ia mendesah kemudian masuk dan melihat Hang Ah sedang memasukkan pakaian dalamnya dalam sebuah koper dan menguncinya dengan kode. Jae Ha berkata kalau ia tidak tertarik untuk melihat pakaian dalamnya. Hang Ah berkata kalau ia menguncinya demi keamanan karena ia mendengar di Korsel banyak orang cabul.
Jae Ha mulai mengeluarkan kosmetiknya dan Hang Ah ternganga melihatnya. Ia heran kenapa ada banyak krim yang harus dioleskan ke wajah. Ia kemudian bertanya apakah ia boleh mencobanya.
Ia menahannya tapi kemudian berubah pikiran dan ingin balas dendam. Dengan riang ia memberinya banyak krim. Hang Ah mengusapkan ke wajahnya dan heran karena rasanya aneh.
Jae Ha: “Ups, maaf! Ternyata itu krim cukur!” Hang Ah tidak percaya dengan tingkahnya.
Tim memulai rapat training strategi pertama mereka. Hang Ah bertanya apa Jae Ha tahu siapa yang pertama kali memenangkan WOC? Dengan wajah tidak tertarik, Jae Ha menjawab pemenangnya adalah penjaga luar angkasa. Semua orang hanya mendesah. Hang Ah memberitahunya kalau pemenang pertama adalah Amerika. Karena dulu mereka dianggap negara yang berbeda, maka mereka tidak dapat mengikuti WOC.
Ketika instruktur memberitahu mereka kalau kerja tim sangat penting. Entah dari mana suara tembakan terdengar, mengenai lampu diatas mereka. Hang Ah adalah orang pertama yang bereaksi, ia langsung menatap jendela.
Seorang penembak dengan wajah tertutup melompat dan memecah kaca jendela, bergabung dengan dua penembak yang lain. Mereka menembaki ruangan saat semua anggota tim dengan panik mencari tempat perlindungan. Mereka menembak instruktur. Ia terjatuh di lantai dengan darah yang berceceran.
Saat Jae Ha ketakutan dan mencoba melarikan diri. Hang Ah dan timnya saling memberi isyarat kemudian menyerang. Ia membuat salah seorang penembak terpojok dengan senjatanya. Shi Kyung melakukan hal yang sama dan akhirnya Kang Seok mengalahkan penembak yang terakhir.
Ia menembaki penembak itu. Tapi penembak itu tetap berdiri dan tidak terluka. Instruktur yang tertembak itu juga bangun, membuat Jae Ha ketakutan karena saat itu ia sedang merangkak dan mencoba melewatinya untuk menyelamatkan diri.
Itu adalah tes pertama mereka. Untuk melihat bagaimana mereka bereaksi dalam situasi seperti itu. Kemudian tes kedua pun di mulai. Mereka diminta untuk mengingat secara persis apa yang terjadi saat penyerangan tersebut. Mereka juga diberi tentara mainan kecil untuk merekonstruksi.
Mereka mulai menyatukan kejadian dengan ketua tim Hang Ah dan Shi Kyung yang teliti dan berkepala dingin. Tiba-tiba Jae Ha berkata, “Kau melupakan hal yang paling penting…..”
Ia berjalan ke whiteboard dan dengan suara yang serius mulai menggambar diagram vena, dua lingkaran yang tidak berpotongan, satu diberi nama musuh dan yang lain kita. Ia kemudian mengambil spidol merah dan menggambar garis yang memisahkan kedua lingkaran tersebut.
Jae Ha: “Hentikan mereka. Tanpa diriku.” Ia pergi meninggalkan semua orang yang mendesah.
Hang Ah bertemu dengan Shi Kyung dan bertanya apa yang akan ia lakukan terhadap Jae Ha: “Ia bahkan tidak dapat berlari satu putaran.” Dengan kasar, Shi Kyung berkata kalau ia akan membereskan Jae Ha dengan caranya. Hang Ah mendesah saat ia melihatnya berlari pada putaran ekstra dengan kecepatan penuh.
Kang Seok bergabung dengannya di balkon dan berkata kalau tipe Shi Kyung adalah melakukan segala sesuatunya dengan jalan yang tersulit. Ia berusaha membayar kesalahan bawahannya dan menganggapnya itu cukup.
Jae Ha bergabung bersama mereka. (bengawanseoul.com)Kang Seok bertanya apa yang dirasakannya ketika melihat teman satu timnya membayar kesalahan yang dibuatnya. Jae Ha: “Aku merasakan sesuatu…..Tiba-tiba aku ingin tahu orang macam apa dia….Orang itu benar-benar gila. Ia sangat gila kerja!”
Kang Seok menengok ke arah Hang Ah seolah-olah berkata, apa yang harus mereka lakukan pada orang ini? Hang Ah hanya tersenyum dan menyuruhnya tidak khawatir, dalam seminggu mereka akan kembali ke rumah.
Tim berada di bis, menuju ke daerah DMZ (Demiliterized Zone). Jae Ha sangat gugup. Kang Seok mempergunakan kesempatan ini untuk membanggakan negaranya, Young Be pun melakukan hal yang sama.
Tapi Jae Ha membuat lelucon tentang semua tanda yang mereka lihat, seperti tanda pro penyatuan, menggunakan sebuah slogan tentang mereka tetap berjalan walaupun anjing menggonggong.
Ia menyindir, “Apa pemimpinmu seekor anjing?” Seisi bis diam dan Kang Seok melempar topinya.
Dengan cepat, Shi Kyung berdiri dan meletakkan tangannya ke lengan KangSeok. Tapi Kang Seok hanya memelototinya. Semua menahan napas saat Jae Ha dengan tergagap membela diri, “Apa? Apa kau akan memukulku?”
Tapi Hang Ah meredakan emosi Kang Seok dengan memerintahkannya untuk duduk kembali. Kang Seok masih marah, tapi Hang Ah mengingatkannya kalau mereka harus menjaga tamu mereka. Jae Ha pun mendesah lega.
Mereka tiba di pangkalan militer Korut dan Jae Ha melihat kamarnya. Ia heran kenapa semua berwarna merah dan mendesah melihat TV mungilnya dan kemudian mendengar suara.
Ia melihat keluar, ternyata sisa timnya berkumpul mengelilingi api unggun. Hang Ah menyanyi untuk mereka. Ia menyanyikan lagunya kemudian mereka mendesak prajurit Korsel membalas dengan menyanyikan lagu mereka.
Mereka ragu-ragu, tidak tahu apa yang harus mereka nyanyikan, tapi tuan rumah berkeras. Anggota ketiga tim Korsel (Yeom Dong Ha) menyuruh Shi Kyung untuk memainkan gitar dan mereka mulai bernyanyi.
Awalnya Shi Kyung sangat pemalu dan hampir tidak bernyanyi. Akhirnya ia bergabung dan tidak sadar menyanyikan lagu itu sendiri. Semua orang terpana karena suaranya sangat bagus.
Hang Ah sangat tersentuh. Dari jendelanya, Jae Ha menatap mereka sambil merengut. Tiba-tiba ada terdengar dering ponsel yang membuat Shi Kyung berhenti bernyanyi. Semua kembali tersadar saat Shi Kyung menerima telponnya.
Ternyata telpon itu dari Jae Ha yang menelpon untuk mengganggu kesenangan mereka. Ia mengeluh karena tidak ada yang bisa dimakan dan bertanya dimana ia bisa menemukan donat. Yang lain merasa bersimpati pada Shi Kyung karena harus mengurusi pangeran yang begitu manja. Hang Ah memikirkan sesuatu dan senyuman jahat muncul di wajahnya.
Jae Ha berjalan di koridor sambil mengeluh tentang makanan dan berhenti ketika melihat dua foto tergeletak di lantai. Itu foto dua wanita setengah telanjang dan ia tertawa seperti anak kecil.
Tapi ia kemudian mendengar suara dari kamar Kang Seok. Ternyata tim Korut berkumpul didalam dan mengintip dari sebuah lubang dengan naskah ditangan.
Jae Ha menekankan telinganya ke pintu saat ketiga orang itu dengan canggung membaca naskah yang sudah dipersiapkan. Kang Seok berkata kalau ia akan mengurus masalah itu sendiri dan membunuh Jae Ha dalam tidurnya dengan menggunakan jarum beracun. (bengawanseoul.com)Tidak seorangpun yang akan tahu.
Hang Ah membuka pintu dan berpura-pura kaget ketika melihat Jae Ha menguping pembicaraan mereka dan menyuruhnya melupakan apa yang ia dengar. Jae Ha berpura-pura tenang dan menyarankan agar ia mengendalikan timnya dengan ketat.
Hang Ah mengangguk dan mengambil kotak kecil yang berisi alat suntik dan jarum. Ia mengambil satu jarum, “Tapi pembunuhan adalah sesuatu yang seharusnya tidak diketahui orang lain. Seseorang dalam waktu singkat bisa saja…..gila”
Ia membuat suara pop dengan jarum yang diarahkan ke dahinya, gemetar karena efeknya. Ia hampir tak bisa menahan seringaiannya ketika meninggalkan Jae Ha yang gemetar.
Jae Ha langsung pergi menemui Shi Kyung untuk memberitahunya kalau ia akan ikut dalan pelatihan khusus. Shi Kyung terlihat sangat gembira.
Jae Ha berkata kalau ia akan berlatih bersama Hang Ah yang berdiri dibelakang mereka. Shi Kyung berkeras kalau ia yang akan melatihnya, tapi Jae Ha memberi isyarat dengan mulutnya pada Shi Kyung. Tapi Shi Kyung tidak mengerti apa yang ia coba katakan. Jae Ha bersandar mendekat dan kali ini dengan kata-kata petunjuk, Atom! Bahan bakar! Racun! Jarum!
Hang Ah mengintip dengaan penasaran pada mereka, “Apa yang kaukatakan?” Jae Ha membiarkannya saja. Ia menyuruh Shi Kyung untuk pergi. Shi Kyung pergi tapi beberapa menit kemudian kembali lagi untuk memberi Jae Ha tinju dukungan. Jae Ha mengeluh karena Shi Kyung sangat lambat, kenapa ia tidak mengerti isyaratnya. Hang Ah menyuruhnya diam dan berlatih.
Jae Ha mulai berlatih untuk mereka.
Di istana, Ibu Suri bertanya pada Jae Kang tentang sebuah artikel di surat kabar, sebuah spekulasi apakah keluarga kerajaan akan menikah demi penyatuan Korea, menyarankan agar Jae Ha menikah dengan seorang gadis Korut.
Jae Kang meyakinkan ibunya kalau itu gossip yang tidak mendasar dan tidak lebih dari itu. Hanya saja, setelah itu ia berbalik dan mendiskusikan hal yang sama dengan ayah Hang Ah. Jelas-jelas ia berencana melakukan itu. Jae Kang bertanya tentang gadis yang mungkin dinikahi Jae Ha dan menyarankan Hang Ah, tapi ayah Hang Ah menolak.
Jae Ha mengeluh dan terus mengeluh tentang ototnya yang sakit. Tapi ia melakukan itu untuk mendapatkan perhatian Hang Ah. Ia menjadi sebal ketika Hang Ah menjawab telpon dari teman lamanya. Ia menatapnya dengan penasaran saat ia menjerit dan tertawa dengan manis.
Malamnya, Hang Ah bersolek di depan kaca. Ia berdandan karena ada janjian. Jae Ha bertanya apa ia akan bertemu dengan pacarnya. Hang Ah hanya berkata kalau ia akan bertemu dengan teman lama dan menyuruhnya untuk tidak membolos latihan hanya karena ia tidak ada. Akan ada yang mengawasinya.
Ia pergi ke stasiun bawah tanah, mengecek dirinya di cermin kecil. Seseorang menabraknya membuat cerminnya jatuh, ketika seseorang berhenti dan mengmabilnya, ia mendongak dan mengingat ketika temannya memberinya cermin itu.
Sahabatnya memberinya cermin itu dan berkata jika mereka menjadi tua dan masih sendiri, mereka sebaiknya menikah. Hang Ah setuju tapi memperingatkan kalau akan ada banyak pria yang mengantri dibelakangnya. Ia mengingat kenangan itu seperti sebuah film. Ia pun tersenyum lebar.
Ia tiba untuk bertemu sahabatnya itu dan masuk ke sebuah bar. Bar itu gelap dan tiba-tiba lampu menyala dan sekelompok orang menyanyi untuknya. Sahabatnya berdiri dengan gugup ditengah, memegang bunga dibelakang punggungnya.
Ia berlutut dan memegang bunga di depan wajah Hang Ah. Hang Ah mulai tersenyum penuh harapan. Pria itu melamarnya. Hang Ah mengulurkan tangannya untuk mengambil bunga itu…..
Tapi pria itu menarik bunga menjauhi tangannya, semua orang berkata, iya, iya lakukan seperti itu. Jika lamaran itu membuat Hang Ah yang kaku menjadi merona, pasti berhasil untuk gadis yang akan dilamarnya.
Mereka mendorong Hang Ah ke dalam kerumunan dan memberinya confetti untuk menaburkannya ketika itu benar-benar terjadi. Hang Ah berdiri membeku sedangkan pria itu berlatih lagi dengan bunganya yang membuat Hang Ah mulai menangis.
Ia tidak bisa menahan air matanya lagi dan berlari keluar meninggalkan teman-temannya yang kebingungan. Ia berjalan dan menjatuhkan confetti itu ke jalanan.
Ia kembali ke pangkalan militer dan pergi ke ruang olahraga untuk berlatih dimana ia melihat Jae Ha sedang makan donat bertabur jelly. Jae Ha ketakutan, “Aku….akan berlatih setelah memakan ini.
Hang Ah hanya diam dan menuju treadmill kemudian mulai berlari. Tak lama kemudian kakinya tertekuk yang membuatnya terjatuh. Jae Ha bergegas menghampirinya untuk memastikan ia baik-baik saja. Ia memeriksa pergelangan kaki Hang Ah dan berkata kalau pergelangan kakinya baik-baik saja. Tapi pertahanan Hang Ah runtuh dan ia mulai menangis.
Jae Ha kaget dan bertanya-tanya apa kakinya terasa sangat sakit. Hang Ah menyahut kalau itu sakit karena Jae ha menekan ditempat yang sakit. Jae Ha tahu kalau bukan pergelangan kakinya yang membuatnya menangis, “Siapa yang melakukannya? Siapa yang membuat ketua tim menangis?”
Jae Ha mendengarkan cerita Hang Ah seperti teman yang baik, kemudian bertanya apakah orang bodoh itu tidak pernah ikut wajib militer, memanggilnya untuk latihan dan memanfaatkannya seperti itu. Hang Ah heran, bagaimana ia tahu?
Jae Ha mendesah ternyata di Korea Selatan maupun di Korea Utara sama saja. Ia kemudian menyemangatinya kalau ia baru berumur 30 tahun, ia masih muda. Tapi Hang Ah mendesah kalau segalanya berbeda disini, yang semakin membuat segalanya sulit, ia seorang tentara. Ia kemudian bertanya-tanya apakah ia akan tua dan sendirian.
Hang Ah, “Lupakan pernikahan. Apakah masuk akal kalau aku belum pernah kencan?” Jae Ha berkata kalau buruk. Hang Ah mulai membicarakan tipe pria yang dicarinya sedangkan Jae Ha mendengarkannya seperti teman yang baik. Tiba-tiba ia mendapatkan ide….
Dikamar mereka, Hang Ah masih berceloteh tentang tipe prianya dan sekarang Jae Ha hampir tidak mendengarkan atau berpura-pura mendengarkan. Jae Ha kemudian bertanya kenapa ia bergabung dengan tim WOC, jika itu mengecilkan kesempatannya untuk menikah.
Hang Ah memberitahunya tentang perjanjiannya dengan Jendral Korut itu. Mereka duduk ditempat tidur masing-masing dan saling menatap. Hang Ah kemudian bertanya, “Kenapa pria seperti itu? Aku juga seorang wanita. Tentara hanyalah pekerjaanku. Jika kau benar-benar melihatku, aku juga terlihat cantik. Para pria selalu memberitahuku kalau aku dapat dipercaya, dapat diandalkan dan mereka ingin adik laki-laki sepertiku.”
Ia menambahkan, “Aku bahkan diberitahu kalau mereka ingin punya putra sepertiku.” Jae Ha bertanya apa Hang Ah ingin tahu jawabannya. Jae Ha duduk dilantai dekat tempat tidur Hang Ah, ia kemudian menyuruh Hang Ah duduk disebelahnya.
Jae Ha: “Para lelaki itu harus memeriksakan matanya. Di mataku, kau seorang wanita. Yang menawan dan menyenagkan.” Ia menggerakkan jarinya di tangan Hang Ah. Hang Ah merasa gelisah dan gugup. Jae Ha memegang tangannya dan mukai mendekatkan diri…..
Tapi Hang Ah memecahkan suasana canggung itu dan mengoceh kalau Jae Ha harus mandi dulu jika ingin tidur dengannya. Ooops, dia keceplosan.
Jae Ha tertawa dan pergi mandi, meninggalkan Hang Ah yang ketakutan.
Komunitas M bertemu untuk pengangkatan Bong Gu menjadi ketua.Ia muncul didepan mereka dengan megah tapi tanpa celana.
Trik sulapnya yang pertama adalah memunculkan celananya. Ia pun berpidato sebentar tentang Klub M.
Ia menyulap merpati muncul didalam sebuah buku kemudian memasukkannya dalam kotak dan menghilangkannya. Seorang anak berteriak kalau Bonggu menyembunyikan merpati itu di lengan bajunya. Ibu anak itu langsung menutup mulutnya, sedangkan Bong Gu terlihat kesal.
Ia melakukan trik-trik sulap yang lain, seperti mengangkat peti mati yang penuh pisau. Hasilnya adalah, ia berhasil membuat seorang ayah dari anak yang mengkritiknya menghilang dan muncul didepan pembunuh bayaran Bong Gu yang kemudian disiksa.
Hang Ah berbaring dengan gelisah di tempat tidur dan melihat bayangan Jae Ha dari kaca buram kamar mandi. Ketika Jae Ha keluar dari kamar mandi, ia langsung menutup tubuhnya dengan selimut. Ia mengintip dan melihat kaki Jae Ha yang masuk ke kamar dan kemudian menjatuhkan handuknya.
Ia langsung membuka selimutnya, “Apa yang kau lakukan?” Tapi ternyata Jae Ha berpakaian lengkap dan hanya mengelap kakinya. Hang Ah mendesah lega.
Jae Ha duduk disebelahnya dan Hang Ah gugup lagi. Jae Ha bertanya apakah ia takut kalau Jae Ha akan mencoba dan melompat ke arahnya yang seorang agen pasukan khusus? Ia terlalu takut untuk melakukan itu.
Ia menawarkan untuk menepuk punggungnya sampai ia tertidur.
Hang Ah mencoba memukul tangannya, tapi Jae Ha memegang pergelangan tangannya. Ia berkata alasan Hang Ah tidak punya pacar karena ia terlalu kuat. Yang dimaksudnya bukan secara fisik. Ia menjelaskan kalau kadang-kadang ia harus menerima niat baik seseorang juga. Kemudian Jae Ha menggerakkan jarinya ke tangannya.
Hang Ah membalikkan badannya untuk tidur dan Jae Ha menepuk punggungnya seperti anak kecil. Ketika Hang Ah menutup matanya, Jae Ha berhenti dan mengulurkan tangannya untuk menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
Jae Ha memegang tangan Hang Ah lagi dan mencondongkan badannya…..kemudian mencium leher Hang Ah.
Hang Ah terbangun sambil berteriak, “Tidak, ini terlalu…..! Hanya saja, malam sudah berganti pagi dan semuanya hanyalah mimpi.
Jae Ha masuk ke kamar sambil makan donat berjelly. Ia bertanya apakah Hang Ah tidak ingin makan. Dengan ragu-ragu, Hang Ah bertanya, “Semalam….seberapa jauh….”
Tapi Jae Ha berkata kalau Hang Ah langsung tertidur. Untuk memastikannya, Hang Ah bertanya lagi, apakah ia menepuk punggungnya? Jae Ha membenarkan. Apa lagi yang harus dilakukannya? Hang Ah langsung bangun dari tempat tidur dan Jae Ha hanya tersenyum kemudian meliriknya dengan jahat.
Saat sarapan, semua orang yang ditemuinya sangat baik dan perhatian padanya bahkan Shi Kyung menawarkan diri untuk menghiburnya yang stress tentang masalah perkawinan. Hang Ah marah dan masuk kedalam kamarnya. Ia bertanya apa Jae Ha menyebarkan rumor tentang dirinya.
Jae Ha tertawa dan membenarkan. Berita ini terlalu menarik untuk disimpannya sendiri. Tapi rahasia yang sesungguhnya adalah, Hang Ah ikut WOC untuk mencari suami. Jika ia tidak ingin Jae Ha menyebarkan pada orang lain, sebaiknya ia mendengarkannya.
Hang Ah mengambil kotaknya dan menggeledahnya. Jae Ha mengambil kotak berisi jarum beracun dari sakunya, “Apa kau mencari ini?” Flashback, semalam ketika Jae Ha menidurkan Hang Ah, ia mencondongkan badannya untuk memastikan kalau Hang Ah sudah tertidur pulas. Setelah itu ia mencari kotak jarum itu diseluruh ruangan.
Jae Ha tertawa dan bertanya apa maksud perkataannya tadi pagi? Apa mereka melakukan sesuatu yang lebih jauh dalam mimpinya? Hang Ah membeku dan merasa malu. Jae Ha menggodanya, “Apa? Apa aku menciummu dalam mimpimu?” Ia bisa melihat dari wajah Hang Ah kalau itu benar, ia pun tertawa lebih keras, berkata kalau ia benar-benar berada tergesa-gesa.
Hang Ah marah dan berbalik, tapi Jae Ha menjadi kelewatan dan menghentikannya bertanya apa yang ia lakukan dalam mimpinya? Apa ia menggunakan lidahnya? Apa itu digolongkan R?
Jae Ha berkata kalau ia tidak tahu Hang Ah memikirkannya seperti itu dan memberitahunya kalau ia tidak merasakan apapun padanya. Air mata kemarahan mulai menggenang di mata Hang Ah.
Jae Ha memegang tangan Hang Ah lagi, kali ini dengan mengejek, tidak dengan emosi dan memberitahunya kalau kemudi mobil akan memberinya sensasi lebih, dan ini hanya tangan….
Jae Ha: “ Itu artinya apa? Itu artinya kau bukan seorang wanita.”
Jae Ha melepaskan tangan Hang Ah dan air mata Hang Ah terjatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar