Halaman

Rabu, 25 April 2012

PROSEDUR PEMASANGAN KATETER



A.    PENGERTIAN
Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan yang biasanya terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silicon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
Kateterisasi urine adalah tindakan memasukan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urine. Kateterisasi dapat menyebabkan hal – hal yang mengganggu kesehatan sehingga hanya dilakukan bila benar – benar diperlukan serta harus dilakukan dengan hati – hati ( Brockop dan Marrie, 1999 ).

B.     PRINSIP-PRINSIP PEMASANGAN KATETER
1.     Gentle dan hati-hati
2.    Sterilitas dan sifat prosedur yang steril
3.    Adekuat lubrication
4.   Gunakan kateter ukuran kecil

C.     MACAM-MACAM KATETER
1.     Bentuk straight : lurus tanpa ada cabang
Contoh : Robinson kateter, Nelaton kateter
2.    Coude Catheter; kateter dengan ujung lengkung dan ramping
Sebuah kateter Coude digunakan pada klien pria, yang mungkin mengalami pembesaran prostat yang mengalami obstruksi sebagian uretra
Contoh : Kateter Tiemann

D.     UKURAN
·       Skala Cheriere’s (Franch)
·       Ich atau Fr 0,33 mm
·       Atau 1 mm = 3 Fr
·       Contoh: Kateter 18 Fr artinya diameter luarnya 6 mm

E.     BAHAN
a.       Stainless
b.       Lateks (karet)
c.        Silikon
d.      Dilapisi silikon

F.      SIFAT PEMAKAIAN
1.     Sementara
2.    Menetap
3.    Sekali pakai

G.    JUMLAH PERCABANGAN
1.     Cabang 1 (One Way)  digunakan untuk sekali pakai
2.    Cabang 2 (Two Way) digunakan untuk kateter sementara
3.    Cabang 3 (Three Way) digunakan untuk kateter permanen

H.    TUJUAN
·           Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
·           Untuk pengumpulan spesimen urine
·           Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
·           Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan
I.         PROSEDUR
1.     Persiapan Alat
a.     Tromol steril berisi
b.     Gass steril
c.     Deppers steril
d.    Handscoen
e.      Cucing
f.      Neirbecken
g.    Pinset anatomis
h.    Doek
i.       Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
j.       Tempat spesimen urine jika diperlukan
k.   Urobag
l.       Perlak dan pengalasnya
m. Disposable spuit
n.   Selimut
2.    Persiapan Obat
a.     Aquadet
b.     Bethadine
c.     Alkohol 70 %
3.    Petugas
a.     Pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam rangka tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial
b.     Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud
c.     Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan penderita, melakukan tindakan harus sopan, perlahan-lahan dan berhati-hati
d.    Diharapkan penderita telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan
4.   Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent

J.         PENATALAKSANAAN
1.                 Jelaskan prosedur
2.                Berikan privasi dengan menutup pintu atau gorde tempat tidur
3.                Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4.               Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
5.                Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
6.               Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
7.               Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
8.                Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine
9.                Melakukan desinfeksi sebagai berikut :
·                     Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
·                     Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.
10.           Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit.
11.            Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas dalam.
·                Untuk penderita laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
·                Untuk penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
12.           Mengambil spesimen urine kalau perlu
13.           Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
14.          Memfiksasi kateter :
·       Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen
·       Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
15.           Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
16.          Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi :
·                Hari tanggal dan jam pemasangan kateter
·                Tipe dan ukuran kateter yang digunakan
·                Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan
·                Nama terang dan tanda tangan pemasang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar