Halaman

Minggu, 15 April 2012

sinopsis the king 2 hearts episode 1






Drama ini diawali dengan scene pada tahun 1989, di istana kerajaan, seorang anak terbangun di tengah malam buta karena di dalam istana sedang banyak kegiatan. Ia memandang dengan cemas saat ia berputar menuju aula dan akhirnya berpapasan dengan Kepala Penasehat, Eun Kyu Tae (Lee Soon Jae)
Pria itu membungkuk dan memberi hormat serta memanggil, “Putra Mahkota.” Putra Mahkota bertanya dengan nada takut, “Apa perang sudah dimulai?”
Tapi bukan itu yang terjadi, ternyata yang membuat semua orang terbangun adalah runtuhnya tembok Berlin. Putra Mahkota, Lee Jae Kang bergabung dengan keluarganya untuk melihat peristiwa bersejarah itu di televisi.



Adiknya terbangun dan marah karena gameboynya rusak. Kakaknya memarahinya kalau ini bukan waktunya untuk merajuk. Ibu membawa si kecil kembali ke tempat tidur saat Jae Kang menonton kembang api di televisi bersama ayahnya.
Adik Putra Mahkota bernama Lee Jae Ha yang sudah sangat nakal sejak kecil. Ibu (Yoon Yeo Jung) membawanya ke sekolah dimana ia menggoda gadis pertama yang dilihatnya dan mengundangnya ke istana untuk bermain.
Ia kemudian berlari untuk mencari kakaknya. Jae Kang sedang sibuk saat beberapa orang anak lelaki dari kelasnya mulai menganggunya dan berkata kalau keluarga mereka yang membayar gaya hidup mewahnya. Jae Kang menahan amarahnya karena ia tahu kalau ia tidak boleh berkelahi.



Anak-anak itu berteriak padanya untuk merendahkan pandangannya ketika Jae Ha melihat mereka. Jae Ha langsung menyerang mereka dengan gameboy ke kepala salah seorang dari anak-anak tersebut dan mulai memukuli mereka.
Ia pun berkelahi karena ingin membela kakaknya dan akhirnya anak-anak penganggu itu merasa cukup dan mendorong Jae Ha ke lantai. Itu membuat Jae Kang tak kuasa menahan diri dan tinjunya pun melayang.





Mereka pun berkelahi lagi. Salah seorang dari mereka terdiam karena tidak tahu harus berbuat apa. Dengan gemetar, ia mengambil bolpen dari sakunya dan menusuk Jae Ha. Para guru melerai mereka dan anak itu menyembunyikan bolpennya.



Jae Kang merawat luka adiknya sambil meyakinkannya kalau tidak seorangpun yang akan memberitahu ibu tentang perkelahian ini, “ Kenapa kau ikut campur? Kau masih terlalu kecil.” Jae Ha: “Karena kau akan terluka!”
Jae Ha berkata kalau kakaknya tidak boleh terluka karena ia adalah Raja berikutnya. Jae Kang berkata tidak apa-apa karena kalau sesuatu terjadi padanya, Jae Ha bisa menjadi Raja. Jae Ha terlihat tidak suka ketika memikirkannya dan mengumumkan kalau ia tidak ingin semua tekanan yang menyebalkan dan campur tangan. Yang terpenting, gameboynya pasti akan diambil. Dengan tinju di udara, “Jika kau membuatku menjadi Raja, kau mati!”
Jae Kang menguncinya dalam kamar sebagai hukuman karena ketidakpatuhannya. Saat Jae Ha merengut, ia melihat sesuatu yang aneh di jendela di sisi lain kamar itu. Ada seseorang yang menguping dengan diam-diam di jendela.



Dengan perlahan Jae Ha mendekatinya saat bayangan itu menulis sesuatu di jendela yang membeku, “ Aku…Raja.” Karena khawatir, Jae Ha mencoba mengintip dari tulisan yang dibuatnya. Anak itu tidak mencoba bersembunyi, ternyata ia anak yang menusuknya dengan pena. Ia melotot ke arah Jae Ha saat ia mengelap kaca jendela.
Ketika anak itu pergi, Jae Ha langsung berteriak dan menyumpahinya.

(cerita masa kecil yang menceritakan kekompakan kakak beradik)


23 tahun kemudian.



Jae Ha (Lee Seung Gi) memecahkan kaca kemudian terbatuk-batuk dalam latihan militer. Walaupun begitu ia berteriak, “Hyuuuuung!” Mereka harus menahannya supaya tetap ikut latihan menahan gas, tapi Jae Ha memberontak dan menarik topeng gas atasannya kemudian melarikan diri yang menyebabkan keributan besar.
Ketika sampai diluar, ia segera berlutut untuk menghirup udara segar. Atasannya segera menyeretnya masuk. Tiba-tiba seseorang yang jabatannya lebih tinggi datang, Jae Ha langsung melepaskan diri dan  meminta rokok. Karena tidak sabar, ia langsung menggeledah tubuhnya. Atasannya langsung menyuruh orangnya untuk memasukannya kedalam ruangan itu lagi. Ia diseret masuk kembali ke ruangan itu dan sepanjang jalan ia mengeluh seperti anak kecil, berteriak kalau mereka semua akan kehilangan pekerjaan mereka jika ia keluar dari sini.
Sedangkan kakaknya sekarang sudah menjadi Raja. Jae Kang melewati aula peringatan. Ia melewati potret ayahnya yang sekarang sudah meninggal. Ia menuju ke sebuah pertemuan penting antara jenderal berpangkat tinggi Korea Utara dan Korea Selatan.



Ia menuju ke podium kemudian berkata kalau 23 tahun yang lalu, ayahnya melihat tembok Berlin runtuh dan berkata kalau suatu hari tentara Korea Utara dan Korea Selatan akan berjuang dan berlatih bersama.
Ia menambahkan kalau akhirnya hari itu tiba dan mengumumkan kalau kedua negara akan berpartisipasi bersama dalam kompetisi internasional yang disebut Kejuaraan Perwira Dunia. (mereka akan ikut sebagai satu negara dalam ajang militer tersebut).
Salah satu Jenderal Korea Utara berkata kalau dalam tim mereka ada seorang wanita. Kualifikasinya sangat bagus, kemudian menambahkan kalau prajurit wanita itu adalah putrinya.Raja menanyakan namanya….. 



Kim Hang Ah (Ha Ji Won) sedang berjalan disebuah lorong disebuah kamp militer di Pyongyang.
Ia dipanggil ke bangsal pengobatan karena keadaan darurat. Salah satu prajurit dalam tim perlombaan perang patah tangannya dan sekarang mereka kekurangan orang. Komandan pasukan itu memandang Hang Ah dan Hang Ah langsung menyahut kalau ia tidak ikut berpartisipasi. Atasannya langsung bertanya pada semua prajurit yang ada disana, siapa yang melatih mereka. Mereka langsung menjawab kalau yang melatih adalah Kim Hang Ah. Jendral itu kemudian menunjukkan kalau anggota tim semua dilatih olehnya, bukankah lebih baik ia ikut dan menunjukkan siapa bosnya?
Hang Ah menolak dan beralasan kalau ia sudah banyak menunjukkan kemampuannya dan tidak akan ikut berpartisipasi. Jenderal itu hanya mendesah kemudian mulai membuka jaketnya, “Baik, kukira aku akan mencobanya sendiri…..aduh, punggungku….” Hang Ah terlihat pasrah.



Saatnya pertunjukkan besar untuk menentukan siapa yang akan ada di tim akhir. Hang Ah datang dan bergumam pada lawannya kalau ia harus melakukan sesuatu dan memintanya untuk bermain mudah. Dengan cepat ia berada diatas angin, tapi pria itu datang untuk menang dan menjadi ganas
Ia membuat Hang Ah berdarah. Mata Hang Ah menyala , siap untuk pertarungan yang sebenarnya. Mereka sama-sama mengeluarkan pukulan yang bagus, Tapi pertarungan mereka keluar dari matras. Pria itu mengambil kursi dan diayunkan ke arah Hang Ah.
Akhirnya Hang Ah berhasil mengalahkannya. Jenderal yang memaksanya ikut langsung berdiri dan mengangkat kedua tangannya ke atas seperti seorang ayah yang terlalu bangga.



Hari berikutnya ia melihat wajahnya di kaca, mendesah ketika melihat luka dibibirnya. Hari ini ia berdandan rapi. Ia pergi ke stasiun kereta bawah tanah dengan sepatu hak tinggi untuk bertemu teman-teman wanitanya.
Ternyata mereka menyiapkan kencan buta untuknya. Mereka mendesah ketika melihat luka dan memarnya. Mereka bertanya-tanya apakah ayah Hang Ah tidak pernah memikirkan seorang pria untuk putrinya. Salah seorang temannya menyindir, “Apa kau pikir ia Hwang Jin Yi. Kau pikir banyak pria yang akan mengantri untuknya?”
Mereka melatihnya untuk menjadi feminin dalam kencannya dan memberitahunya kalau hari ini ia harus bisa bergandengan tangan. Orang-orang sudah saling berciuman pada kencan ketiga mereka. Sedangkan Ia sudah lima kali. Hang Ah merasa malu, tapi ia setuju kalau sudah waktunya ia berhenti membuat teman.



Teman kencannya mengajaknya berjalan-jalan dan Hang Ah mulai memandang tangannya dengan gugup. 
Ia mencoba mendekatkan tangannya ke tangan teman kencannya dan ketika tangan mereka bersentuhan, ia segera minta maaf dan menarik tangannya menjauh.
Tapi teman kencannya lebih berani, ia memegang tangannya. Ia melihat sekeliling mereka dan menarik Hang Ah ke tempat yang sepi, mencondongkan badannya mendekat untuk menciumnya. Hang Ah menelan ludah dan menutup matanya. Musik yang romatis terdengar dan saljupun mulai turun.



Ketika pria itu sudah begitu dekat, secara naluriah, Hang Ah memegang tenggorokannya dan mendorongnya pergi. Pria itu kaget, begitu juga dengan Hang Ah yang terlihat menyesal. Ia berusaha menyelamatkan kencannya, tapi pria itu berkata kalau ia akan menelpon dan meninggalkannya disana.
Hang Ah mendesah dan memandang tangannya.
Hari berikutnya, Hang Ah terus memeriksa ponselnya, tentu saja tidak ada yang menelpon. Jenderal itu mneyuruhnya bergabung ke dalam tim. Hang Ah menolak,ia berkata  kalau sangatlah buruk ketika seluruh negeri berpikir kalau ia pembunuh pria yang super menakutkan, tapi apa seluruh dunia juga perlu menganggapnya seperti itu?



Jenderal itu berkata kalau yang menjadi masalah itu bukan kemampuannya, tapi emosinya. Hang Ah cemberut, itu memang benar. Semua adalah salahnya. Ketika gadis lain belajar tertawa bersama pacarnya, ia sibuk mengabdi pada negara.
Jenderal: “Jadi…yang kau katakan adalah, kau tidak mau bergabung dalam tim karena itu akan mengganggu kehidupan cintamu?” Ia akhirnya tersadar cara untuk merayunya dan berjanji, sebagai gantinya ia akan bertanggungjawab atas kehidupan cintanya.
Hang Ah berada di bis yang akan menyeberang perbatasan Korea Utara-Korea Selatan. Mereka menyepa para wartawan dan pergi menuju Seoul, dimana mata Hang Ah membesar ketika melihat artis Hallyu favoritnya ada di papan iklan.
Ia sangat menyukai Jo In Sung. Ia tersenyum lebar ketika berpikir kalau mereka mungkin akan berlatih bersama.


Ia mendesah ketika ia tersadar kalau Jo In Sung sudah keluar dari wajib militernya. Tapi ia kemudian melihat papan iklan Hyun Bin yang lebih besar. Ia segera menempelkan mukanya ke kaca, “Hyun Bin. Ia baru masuk ketentaraan setahun!”
Pemimpin timnya, Rhee Kang Seok (Jung Man Shik) mendesah kalau Hang Ah hanya memandang penampilan mereka, tapi Hang Ah membantah kalau marinir cukup mengesankan sehingga mereka pantas untuk dijadikan calon suami.
Kang Seok berkata kalau tidak ada yang menandingi istrinya selama 10 tahun, tapi ia kemudian melihat sebuah grup SNSD menari. Ia ternganga, “Siapa mereka? Kenapa mereka menggerakkan badannya ditengah cuaca yang sedingin ini” Hang Ah , “Mereka adalah grup wanita yang paling terkenal. Bukankah mereka cantik?” Hang Ah kemudian teringat janji Jendral kalau ia akan mencarikan jodoh untuknya. Siapapun yang ia mau. Ia pasti akan mendapatkannya untuk Hang Ah. Hang Ah pun tersenyum.



Mereka tiba di istana untuk bertemu dengan Raja dan harus berhenti sejenak untuk pemeriksaan oleh sekuriti. Mereka harus melepaskan jas mereka karena terdapat logam didalam baju tersebut. Mereka menolak untuk mengijinkan masuk anggota ketiga dari tim mereka, Kwon Young Bae (Choi Kwon) masuk karena ada logam yang tersembunyi di jari kakinya.



Harga diri Hang Ah membuatnya menjadi marah, ia menyuruh Young Bae menggaruk ataupun mengigit jari kakinya sampai ia bisa mengeluarkan logam itu. Ia memandang petugas keamanan wanita itu seperti mau berkelahi dengannya. Untungnya, Ajudan kerajaan Eun Kyu Tae datang dan meminta maaf untuk kesensitivan mereka dan mempersilahkan mereka masuk.



Raja menyambut mereka dan ayah Hang Ah memperkenalkan putri yang dibanggakannya. Hang Ah sangat resmi di hadapan Raja, tapi ia kemudian berbisik pada ayahnya seperti seorang gadis kecil, apa mereka akan bertemu dengan raja yang lain. Jae Kang mendengarnya dan memberitahu kalau mereka akan bertemu besok. 
Ia juga meminta Hang Ah untuk membantunya untuk lebih rasional kalau ia orang yang menyusahkan.
Jae Ha sedang keluar dari latihan militer. Ia sangat senang karena akhirnya bisa keluar dari neraka. Sebelum pergi ia diminta menandatangani sebuah dokumen dan tanpa membacanya Jae Ha langsung menandatanganinya.



Ia menyapa sebuah ruangan yang penuh dengan jendral dan kedatangan Raja di umumkan. Semua orang menghormat pada Jae Kang, sedangkan Jae Ha memberi hormat sambil mengedipkan mata pada kakaknya yang tersenyum padanya. Raja menyematkan tanda bintang pada baju Jae Ha dan menepuk pipinya dengan hangat. 



Mereka berada dalam mobil bersama dan Jae Kang memberi selamat karena Jae Ha sudah menyelesaikan wajib militernya. Jae Ha sibuk berpikir tentang semua wanita yang akan dikencaninya karena ia sudah kembali dan bersandar dengan nyaman.
Tapi Jae Kang memandangnya dengan khawatir karena ternyata mereka tidak menuju ke rumah.
Jae Ha dibangunkan oleh Eun Kyu Tae yang menyuruhnya untuk melihat monitor didalam mobil. Jae Ha bertanya-tanya dimana mereka dan dengan mengantuk melihat pengumuman yang ada di monitor kalau Putra Mahkota Lee Jae Ha akan menjadi anggota tim WOC (world olympic comrades) Korea Utara-Selatan.
Jae Ha: “S-siapa? Lee Jae Ha siapa? Aku?” Didalam, Jae Ha mendesah marah pada kakaknya.



Ia memohon kalau ini tidak manusiawi, mengikat pria yang baru saja keluar dari wajib militer beberapa jam yang lalu. Tapi  Jae Kang memberitahunya kalau ia sudah menandatangani kontrak saat ia keluar tadi. Tentu saja itu kontrak yang ditandatangani saja tanpa membacanya. Jae Ha memohon pada kakaknya untuk membatalkan keputusannya. Jae Kang tidak bisa.
Jae Ha berhenti dan bertanya, “Apa ini sejenis upaya damai untuk Korea Utara dan Selatan?” Jae Kang,”Ya. Jadi biarkan aku memanfaatkanmu sedikit,ok?”
Jae Ha membela diri, ia memberitahu kakaknya kalau dalam sejarah, para pangeran selalu berusaha memperebutkan tahta, membunuh saudara mereka demi kekuasaan politik. Tapi ia selalu melindungi kakaknya, selalu berada dibelakangnya tidak pernah mencoba sekalipun untuk membunuhnya atau melakukan apapun.
Jae Kang mengingatkannya kalau Jae Ha tidak mau menjadi Raja, yang kelihatannya tidak jadi masalah untuk Jae Ha sekarang. Jae Ha bertanya kenapa kakaknya begitu terobsesi dengan WOC, apa ini karena ayahnya?



Jae Kang mengingatkannya kalau ia ingin perdamaian antara Korea Selatan dan Utara sehingga negara lain tidak turut  campur lagi. Tapi Jae Ha bertanya kenapa dirinya, kenapa harus mereka yang melakukannya.
Jae Ha: Karena kau Raja? Ya, kita keluarga kerajaan. Bukan di era Joseon, tapi di abad 21. Apa kau tahu artinya itu? Kita adalah boneka.”
Ia sangat berterimakasih pada rakyat karena sudah membayar pajak sehingga ia ingin melakukan sesuatu untuk mereka, tapi bukan memperlihatkan perdamaian antara Korea Utara dan Selatan. Orang tidak peduli dengan penyatuan Korea Utara dan Selatan.
Ia menambahkan kalau tugas mereka tersenyum didepan kamera seperti boneka kecil yang baik dan tidak melakukan apapun. Jae Kang menatapnya, marah dan terluka mendengar kata-katanya.



Hang Ah di wawancara untuk tim WOC dengan jendral dari kedua belah pihak yang melakukan wawancara.. Jendral dari Kore Selatan melihat kalau ia adalah pasukan khusus yang artinya tugasnya membunuh dengan bom, bukankah itu kemampuan yang berbeda jika untuk perang.
Atasan Hang Ah berusaha membelanya. Hang Ah meyakinkan kalau ia memang mendidik prajuritnya untuk menjadi membunuh dengan menggunakan bom. Tapi itu hanya pekerjaannya saja, pada dasarnya ia masih seorang prajurit. Ia menambahkan kalausudah sangat lama ia tidak membunuh menggunakan bom. Ia tahu apa yang dipikirkan oleh pihak Korsel. Jika mereka tidak menyukainya, mereka boleh memecatnya. Pihak Korsel merasa lega.
Mereka kemudian bertanya apakah Hang Ah sudah bertemu dengan tim Korsel. Hang Ah menjawab kalau tinggal satu orang yang belum ditemuinya. Jendral Korsel berkata kalau ia orang yang berkuasa, “Ia adalah Putra Mahkota, adik Raja.” Hang Ah kaget.



Jae Ha masih berusaha meyakinkan kakaknya kalau itu bukan tugas mereka. Kakaknya  setuju, tapi mereka hidup dari pajak yang dibayarkan masyarakat paling tidak mereka harus membayar hutang. 
Jae Ha: “Aku sudah melakukannya. Aku ikut wajib militer.”Jae Kang berkata kalau semua orang melakukannya. Jae Ha: “Aku adalah mimpi dan harapan para wanita.” Jae Kang, “Itu ketika kau berumur 20 an. “ Sekarang Jae Ha dianggap malas dan egois.
Jae Ha masih tidak mau kalah, ia berkata kalau masih banyak pria yang menjadikannya teladan. Jae Kang langsung mengambil sehelai kertas dan menunjukkan 52% pria menginginkannya di usir dari istana.
Jae Kang menyuruh Jae Ha menyebut satu hal yang sudah dilakukannya untuk negara. Jika ia tidak mau melakukannya, maka ia harus keluar dari istana. Ia tidak memerlukan orang yang hanya menghabiskan uang pajak. Ia pun segera pergi.



Di luar, Jae Ha mendengarkan Eun Kyu Tae membacakan perintah kerajaan. Jae ha akan diusir dari istan dan biaya hidupnya tidak ditanggung lagi. Ia juga mempunyai resiko kehilangan status darah birunya. Ia harus memilih, ikut WOC atau keluar dari istana. Tentu saja Jae Ha memilih ikut WOC. Eun Kyu Tae tersenyum dan berkata kalau putranya juga ikut serta, jadi ia bisa meminta bantuan padanya.



Tiba-tiba pintu dibelakangnya terbuka dan sebuah suara galak menyuruhnya masuk. Jae Ha masuk dan pintupun tertutup. Ada seorang pria berdiri didepannya, Eun Shi Kyung (Jo Jung Seok) putra dari Eun Kyu Tae.
Jae Ha bertanya apakah ia putra Sekretaris Kerajaan. Ia juga meminta sebuah pisau. Ia berpikir jika ia melukai dirinya, mungkin ia bisa keluar dari WOC.  Tapi Shi Kyung tetaop tidak bergeming.



Jae Ha kemudian melihat senjata Shi Kyung , “Pistol……ok, kita coba pistol.” Shi Kyung pasti bisa menembak, jadi ia memintanya untuk menembaknya sehingga menggores sedikit jarinya. Ia berkata sambilmenunjukkan dengan jarinya. Shi Kyung mulai terlihat terganggu.



Shi Kyung mengeluarkan pistolnya, Jae Ha menutup jarinya dengan tangan yang lain dan berpikir kalau pistol itu berbahaya.  Tapi Shi Kyung mengarahkan pistolnya ke jantung Jae Ha. Jae Ha kaget dan bertanya apa yang sedang dilakukannya. Ia kemudian mengangkat kedua tangannya dan menantangnya untuk menembaknya. Shi Kyung hanya diam saja,.



Jae Ha tertawa kemudian mengambil pistol ditangan Shi Kyung sambil berkata, “Begini caranya menembak……”Ia mengangkatnya , mengarahkannya ke kepala Shi Kyung kemudian menarik pelatuknya.
Terdengar bunyi tembakan dan sebuah lubang besar dipintu. Keduanya kaget. Jae Ha jadi ketakutan dan bertanya apakah Shi Kyung mencoba membunuhnya? Penjaga segera berlari dan mengeceknya. Shi Kyung berkata kalau ia yang menembak dan menyuruh mereka melaporkannya. Jae Ha kemudian berkata kalau mereka bercanda dan secara tidak sengaja pistol itu berbunyi.



Ia kemudian berkata, “Apa ayahmu tahu tentang hal ini? Aku mengaku kalau kau mengalahkanku kali ini, tapi balas dendamku tak mengenal batas. Kau mati!”
Shi Kyung tidak bergeming, bahkan tersenyum. Ia berkata kalau Jae Ha berbeda dari yang didengarnya. Ia menyuruh petugas untuk membawa Jae Ha ke  asrama. Ia meninggalkan Jae Ha yang marah, “Dia pikir dia siapa?”



Jae Ha terus menyumpah saat berjalan menuju kamarnya. Ia ternyata sekamar denga Rhee Kang Seok. Ia membuka pintu dan melihat Kang Seok tidak memakai baju dan berlatih seperti ninja, bahkan melemparkan pisau segala. Kang Seok menyuruh Jae Ha masuk. Tanpa berkata sepatah katapun, Jae Ha menutup pintu dan berlari menuju aula.



Jae Ha kemudian berbicara dengan Jendral Korsel. Ia berkeras kalau ia tidak bisa sekamar dengan Kang Seok, menunjukkan kecurigaannya pada tentara Korsel. Ia bertanya kenapa Shi Kyung mendapat kamar sendiri. Jendral itu menjawab karena Shi Kyung kepala tim. Jae Ha berkata kalau ini diskriminasi. Jika mereka ingin kedua ingin mengakrabkan kedua tim maka mereka tidak boleh memperhitungkan jabatan. Jae Ha meminta kamar sendiri, tapi mereka tetap tidak memberikannya.
Mereka sudah memikirkannya setahun dan memintanya untuk tidak membuat masalah. Seharusnya kepala tim juga harus berbagi kamar, tapi karena kepala tim Korut seorang wanita, hal itu tidak bisa dilakukan.
Jae Ha tiba-tiba merasa senang, “Seorang wanita? Ada seorang wanita disini?”



Hang Ah diberitahu tentang situasi kamar. Ia merasa marah, bagaimana bisa ia sekamar dengan seorang pria. Tapi Jendral Korut berpikir kalau mereka mungkin bisa membunuh dua burung dengan satu batu, jika itu dilakukan. Siapa tahu ia mungkin bisa menemukan seorang suami. Tapi Hang Ah tidak peduli dan berteriak padanya.
Kedua tim akhirnya bertemu saat makan malam dan Hang Ah menyapa mereka semua dan berjabat tangan. Jae Ha datang terlambat dan mendesah ketika melihat Hang Ah, bergumam kalau ia bodoh karena berharap seorang wanita.
Ia melewatinya tanpa berjabat tangan dan Hang Ah berkata kalau kalau ia terus melihatnya, maka ia akan terbiasa, “Kau punya tahi lalat di pantatmu.”



makan malampun dimulai dan Hang Ah meminta semua orang untuk memperkenalkan diri.

Jae Ha berhenti dan berputar, mencondongkan badannya mendekat, “Bagaimana kau tahu tentang itu?” Hang Ah berkata kalau ia punya cara untuk mengetahuinya dan menyuruhnya untuk duduk, menyebutnya prajurit. Jae Ha tidak suka dipanggil prajurit.



Dengan sedikit mengejek, Hang Ah meminta maaf karena telah menyakiti hatinya, tapi tidak aka nada perlakuan khusus bagi adik Raja disini.
Ia hanya membelalak. Ia kemudian menendang kursi Shi Kyung ketika berjalan menuju meja, sehingga membuat Shi Kyung terjatuh ke lantai. Shi Kyung minta maaf dan ini adalah kesalahannya, sedangkan Hang Ah memelototi Jae Ha karena ia melihat apa yang sebenarnya terjadi.



Mereka saling memperkenalkan diri masing-masing, sedangkan Jae Ha hanya membuat gurauan sepanjang waktu., sampai Young Bae memperkenalkan dirinya dan basisnya. Jae Ha dengan mengejek menyambutnya seperti teman lama. Dulu mereka pernah berhadapan dan banyak teman Young Bae yang meninggal. Benar-benar kebetulan. Shi Kyung mencoba menyadarkannya.
Wajah Young Bae membeku dan semua orang terlihat canggung. Jae Ha tersenyum dan terus berbicara, bertanya apa seharusnya mereka berpelukan.



Hang Ah terus memanggilnya tapi Jae Ha tidak mendengarkannya. Akhirnya ia menatap Hang Ah, Ajumma, jangan memanggilku prajurit!” Hang Ah memanggilnya sekali lagi dan senyum itu hilang dari wajahnya, “Aku tidak akan jadi prajuritmu.”
Keadaan menegang. Hang Ah tersenyum dan bertanya dimana letak kamar mandi.
Ia meminta Jae Ha untuk mengantarkannya. Jae Ha menurut. Ia menyuruhnya untuk mengeluarkan semuanya dengan tenang. Hang Ah berpura-pura manja dan memintanya untuk melihat apakah ada pria di dalam toilet atau kamera pengintai.



Jae Ha mengecek semua bilik dan menunjukkan kalau tidak ada orang didalamnya. Ia berbalik dan melihat Hang Ah mengunci pintu. Jae Ha akan bertanya kenapa Hang Ah melakukan itu, tapi Hang Ah segera memukulnya jatuh, kemudian mengambil kain pel dan memukulnya sampai ia tidak bisa berkutik.



Ia kemudian berkata kalau ia lupa memperkenalkan diri. Ia adalah Kim Hang Ah yang bekerja di unit pasukan elit khusus, yang merupakan unit pelatihan pembunuh. 
Ia tersenyum dan berkata bagaimana ia bisa tahu ada tahi lalat di pantatnya, ia sudah mempelajari Negara ini selama bertahun-tahun dan mengajarkan apa yang diketahuinya. “Apa kau tahu apa yang mereka ajarkan?”



Ia mendorong Jae Ha ke lantai dan menekannya, “Bunuh Lee Jae Ha segera setelah kau melihatnya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar