HERNIA
A.
PENGERTIAN
Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok,
adalah penyakit akibat
turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan
laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri,
jika terjadi infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu
aktif(6).
Berasal
dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga
melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding
rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu
berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang
keluar berupa bagian dari usus(6).
Adalah suatu benjolan/penonjolan isi
perut dari rongga normal melalui lubang kongenital atau didapat(1).
Adalah
penonjolan usus melalui lubang abdomen atau lemahnya area dinding abdomen(3).
Is
the abnormal protrusion of an organ, tissue, of part of an organ through the
structure that normally cotains it (1).
Hernia adalah penonjolan abnormal dari
jaringan atau organ intra abdominal (sebagain atau seluruhnya) melalui lubang
atau defek dinding abdomen.
Penyakit hernia sebenar-nya bisa juga ditularkan
melalui makanan dan minuman.
Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih
disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring
dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang
dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor
usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut(6).
B. ETIOLOGI
·
Hernia
bawaan (kongenital)
·
Hernia
yang didapat (akuisita)
Hernia
dapat terjadi karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar, atau
akibat tekanan rongga perut yang meninggi (2).
C. KLASIFIKASI
1. Menurut/tofografinya
:
a. Hernia
inguinalis,
Menonjolnya organ perut
kedalam rongga dada melalui lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga
dada dan rongga perut).
·
Indirek : batang usus melewati cincin
abdomen dan mengikuti aluran spermamasuk ke dalam kanalis inguinalis
·
Direk : batang usus melewati dinding
inguinalis bagian posterior
b. Hernia
Diafragma
Hernia
yang melalui diafragma
c. Hernia
Femoralis
Batang
usus melewati femoral ke bawah ke dalam kanalis femoralis
d. Hernia
Scrotalis
Batang
usus yang masuk ke dalam kantong skrotum
e. hernia
umbilikalis,
Batang
usus melewati cincin umbilical
f. hernia
femoralis
2. Menurut keadaan
/ sifatnya
a. Hernia
Reponibel
Bila
isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika mengedan, dan masuk jika berbaring
atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri/gejala
b. Hernia
Ireponibel
Bila
kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga, ini disebabkan
oleh perlekatan isi kantong pada peritoneal
c. Hernia
Inkaserada/Hernia Stragulata
Isi
hernia terjepit oleh cincin hernia/terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga
perut. Terdapat tanda
obstruktif, sperti tidak bisa buang air besar, tidak bisa buang angin dan
terdapat nyeri
d. Hernia trangulata :
bila terdapat keluhan nyeri, biasanya karena terjepitnya pembuluh darah
e. Hernia
akreta ; jika tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus
akibat perlekatan tersebut.
3.
Urut isinya : hernia usus halus, hernia
omentum, dan sebagainya.
4.
Menurut terlibat/tidaknya : hernia
eksterna (hernia ingunalis, hernia serofalis dan sebagainya). Hernia inferna tidak terlihat dari
luar (hernia diafragmatika, hernia foramen winslowi, hernia obturatoria).
5.
Causanya : hernia congenital, hernia
traumatika, hernia visional dan sebagainya.
6.
Nama penemunya :
a. H.
Petit (di daerah lumbosakral)
b. H.
Spigelli (terjadi pada lenea semi sirkularis) di atas penyilangan rasa
epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominis bagian lateral.
c. H.
Richter : yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit.
f. Beberapa
hernia lainnya :
a. H.
Pantrolan adalah hernia inguinalis dan hernia femoralis yang terjadi pada satu
sisi dan dibatasi oleh rasa epigastrika inferior.
b. H.
Skrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke skrotum secara lengkap.
c. H.
Littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum Meckeli.
D.TANDA DAN GEJALA
Umumnya
penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan adanya
benjolan di selakanganya/kemaluan.bnjolan itu bisa mengecil atau menghilang,
dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan
timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala
muntah dan mual bila telah ada komplikasi
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
diameter anulus inguinalis
F. PENATALAKSANAAN(2)
a.
Pada hernia inguinalis lateralis
reponibilis maka dilakukan tindakan bedah efektif karena ditakutkan terjadi
komplikasi.
b.
Pada yang ireponibilis, maka diusahakan
agar isi hernia dapat dimasukkan kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan
atau mendapat diit halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan
misalnya dengan bantal pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk mengurangi
pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia masuk untuk
kemudian dilakukan bedah efektif di kemudian hari atau menjadi inkarserasi.
c.
Pada inkerserasi dan strangulasi maka
perlu dilakukan bedah darurat.
Tindakan
bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan herniorafi
(menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi hernia
dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada
bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia langsung
dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak dikembalikan
ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomois “end to
end”.
G.DIAGNOSA YANG
MUNGKIN MUNCUL (3)
1.
Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang
berhubungan dengan kondisi hernia atau intervensi pembedahan.
·
Hasil yang diharapkan : dalam 1 jam
intervensi, persepsi subjektif klien tentang ketidaknyamanan menurun seperti
ditunjukkan skala nyeri.
·
Indikator objektif seperti meringis
tidak ada/menurun.
·
Intervensi:
a.
Kaji dan catat nyeri
b.
Beritahu pasien untuk menghindari
mengejan, meregang, batuk dan mengangkat benda yang berat.
c.
Ajarkan bagaimana bila menggunakan
dekker (bila diprogramkan).
d.
Ajarkan pasien pemasangan penyokong
skrotum/kompres es yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan
mengendalikan nyeri.
e.
Berikan analgesik sesuai program.
2.
Retensi urine (resiko terhadap hal yang
sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan
abdomen.
·
Hasil yang diharapkan : dalam 8-10 jam
pembedahan, pasien berkemih tanpa kesulitan. Haluaran urine ³ 100 ml
selama setiap berkemih dan adekuat (kira-kira 1000-1500 ml) selama periode 24
jam.
·
Intervensi:
a.
Kaji dan catat distensi suprapubik atau
keluhan pasien tidak dapat berkemih.
b.
Pantau haluarna urine. Catat dan
laporkan berkemih yang sering <>
c.
Permudah berkemih dengan
mengimplementasikan : pada posisi normal untuk berkemih rangsang pasien dengan
mendengar air mengalir/tempatkan pada baskom hangat.
3.
Kurang pengetahuan : potensial
komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang dapat
mencegah kekambuhan mereka.
·
Hasil yang diperkirakan : setelah instruksi,
pasien mengungkapkan pengetahuan tentang tanda dan gejala komplikasi GI dan
menjalankan tindakan yang diprogramkan oleh pencegahan.
·
Intervensi:
a.
Ajarkan pasien untuk waspada dan
melaporkan nyeri berat, menetap, mual dan muntah, demam dan distensi abdomen,
yang dapat memperberat awitan inkarserasi/strangulasi usus.
b.
Dorong pasien untuk mengikuti regumen
medis : penggunaan dekker atau penyokong lainnya dan menghindari mengejan
meregang, konstipasi dan mengangkat benda yang berat.
c.
Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diit
tinggi residu atau menggunakan suplement diet serat untuk mencegah konstipasi,
anjurkan masukan cairan sedikitnya 2-3 l/hari untuk meningkatkan konsistensi
feses lunak.
d.
Beritahu pasien mekanika tubuh yang
tepat untuk bergerak dan mengangkat.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Core Principle and Practice of Medical Surgical
Nursing. Ledmann’s.
2. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II.
Medica Aesculaplus FK UI. 1998.
3. Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen.
Edisi II. EGC. 2001.
4. Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J.
Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart. Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba Media.
Edisi I. 2002.
5. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staf
Pengajar UI. FK UI.
Terima kasih untuk berbagi informasi , informasi itu sangat informatif dan membantu
BalasHapusOBAT HERNIA
BalasHapusterima kasih infonya