1. Pengkajian
Pengkajian merupakan
tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien dengan “DHF”
dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik.
Adapun tahapan-tahapannya meliputi :
a. Mengkaji data dasar,
kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai sumber (pasien,
keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).
b. Mengidentifikasi
sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.
c. Kaji riwayat
keperawatan.
d. Kaji adanya
peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu
makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi
cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas,
sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).
2. Diagnosa keperawatan .
Penyusunan diagnosa
keperawatan dilakukan setelah data didapatkan, kemudian dikelompokkan dan
difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul sebagai contoh diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada kasus DHF diantaranya :
a. Kekurangan volume
cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah
dan demam.
b. Hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
c. Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu
makan.
d. Kurang pengetahuan
keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
e. Resiko terjadinya
perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
f. Shock hipovolemik
berhubungan dengan perdarahan
3. Intervensi
Perumusan rencana perawatan
pada kasus DHF hendaknya mengacu pada masalah diagnosa keperawatan yang dibuat.
Perlu diketahui bahwa tindakan yang bisa diberikan menurut tindakan yang
bersifat mandiri dan kolaborasi. Untuk itu penulis akan memaparkan prinsip
rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan :
a. Gangguan volume
cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.
Tujuan :
Gangguan volume cairan
tubuh dapat teratasi
Kriteria hasil :
Volume cairan tubuh
kembali normal
Intervensi :
1) Kaji KU dan kondisi
pasien
2) Observasi
tanda-tanda vital ( S,N,RR )
3) Observasi
tanda-tanda dehidrasi
4) Observasi tetesan
infus dan lokasi penusukan jarum infus
5) Balance cairan
(input dan out put cairan)
6) Beri pasien dan
anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
7) Anjurkan keluarga
pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh keringat.
b. Hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Tujuan
Hipertermi dapat
teratasi
Kriteria hasil
Suhu tubuh kembali
normal
Intervensi
1) Observasi
tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
2) Berikan kompres
dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
3) Ganti pakaian yang
telah basah oleh keringat
4) Anjurkan keluarga
untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari
katun.
5) Anjurkan keluarga
untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari
6) kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.
c. Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu
makan.
Tujuan
Gangguan pemenuhan
nutrisi teratasi
Kriteria hasil
Intake nutrisi klien
meningkat
Intervensi
1) Kaji intake nutrisi
klien dan perubahan yang terjadi
2) Timbang berat badan
klien tiap hari
3) Berikan klien makan
dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering
4) Beri minum air
hangat bila klien mengeluh mual
5) Lakukan pemeriksaan
fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
6) Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
7) Kolaborasi dengan
tim gizi dalam penentuan diet.
d. Kurang pengetahuan
keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan
Pengetahuan keluarga
tentang proses penyakit meningkat
Kriteria hasil
Klien mengerti tentang
proses penyakit DHF
1) Kaji tingkat
pendidikan klien.
2) Kaji tingkat
pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF
3) Jelaskan pada
keluarga klien tentang proses penyakit DHF melalui Penkes.
4) beri kesempatan pada
keluarga untuk bertanya yang belum dimengerti atau diketahuinya.
5) Libatkan keluarga
dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien
e. Resiko terjadinya
perdarahan berhubungan dengan trobositopenia.
Tujuan
Perdarahan tidak
terjadi
Kriteria hasil
Trombosit dalam batas
normal
Intervensi
1) Kaji adanya
perdarahan
2) Observasi
tanda-tanda vital (S.N.RR)
3) Antisipasi
terjadinya perlukaan / perdarahan.
4) Anjurkan keluarga
klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien
5) Monitor hasil darah,
Trombosit
6) Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian therapi ,pemberian cairan intra vena.
f. Shock hipovolemik
berhubungan dengan perdarahan
Tujuan
Shock hipovolemik dapat
teratasi
Kriteria hasil
Volume cairan tubuh
kembali normal, kesadaran compos mentis.
Intervensi
1) Observasi tingkat
kesadaran klien
2) Observasi
tanda-tanda vital (S, N, RR).
3) Observasi out put
dan input cairan (balance cairan)
4) Kaji adanya
tanda-tanda dehidrasi
5) kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian therapi cairan.
4. Evaluasi.
Evaluasi adalah merupakan
salah satu alat untuk mengukur suatu perlakuan atau tindakan keperawatan
terhadap pasien. Dimana evaluasi ini meliputi evaluasi formatif / evaluasi
proses yang dilihat dari setiap selesai melakukan implementasi yang dibuat
setiap hari sedangkan evaluasi sumatif / evaluasi hasil dibuat sesuai dengan
tujuan yang dibuat mengacu pada kriteria hasil yang diharapkan.
Evaluasi :
a. Suhu tubuh dalam
batas normal.
b. Intake dan out put
kembali normal / seimbang.
c. Pemenuhan nutrisi
yang adekuat.
d. Perdarahan tidak
terjadi / teratasi.
e. Pengetahuan keluarga
bertambah.
f. Shock hopovolemik
teratasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar