1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
1) Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk,
pilek, demam.
2) Anorexia, sukar menelan, mual dan muntah.
3) Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti
malnutrisi.
4) Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernapasan
5) Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernapasan cepat
dan dangkal, gelisah, sianosis
b. Pemeriksaan fisik
1) Demam, takipnea, sianosis, pernapasan cuping hidung
2) Auskultasi paru ronchi basah
3) Laboratorium leukositosis, LED meningkat atau normal
4) Rontgent dada abnormal (bercak, konsolidasi yang tersebar
pada kedua paru)
c. Factor fsikologis / perkembangan memahami tindakan
1) Usia tingkat perkembangan
2) Toleransi / kemampuan memahami tindakan
3) Koping
4) Pengalaman terpisah dari keluarga / orang tua
5) Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya
d. Pengetahuan keluarga / orang tua
1) Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit saluran
pernapasan
2) Pengalaman keluarga tentang penyakit saluran pernafasan
3) Kesiapan / kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya
2. Diagnosa keperawatan
1) Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan
penumpukan sekret.
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler
alveoli.
3) Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang
berlebihan.
4) Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.
5) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
6) Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien
berhubungan dengan kurangnya informasi.
7) Cemas anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi
3. Intervensi
Diagnosa 1
Tujuan : Bersihan jalan nafas kembali efektif.
KH : sekret dapat keluar.
Rencana tindakan :
1. Monitor status respirasi setiap 2 jam, kaji adanya
peningkatan pernapasan dan bunyi napas abnormal.
2. Lakukan suction sesuai indikasi.
3. Beri terapi oksigen setiap 6 jam
4. Ciptakan lingkungan / nyaman sehingga pasien dapat tidur
dengan tenang
5. Beri posisi yang nyaman bagi pasien
6. Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernapasan
7. Lakukan perkusi dada
8. Sediakan sputum untuk kultur / test sensitifitas
Diagnosa 2
Tujuan : pertujaran gas kembali normal.
KH : Klien memperlihatkan perbaikan ventilasi, pertukaran gas
secara optimal dan oksigenisasi jaringan secara adekuat
Rencana tindakan :
1. Observasi tingkat kesadaran, status pernafasan, tanda-tanda
cianosis
2. Beri posisi fowler sesuai program / semi fowler
3. Beri oksigen sesuai program
4. Monitor AGD
5. Ciprtakan lingkungan yang nyaman
6. Cegah terjadinya kelelahan
Diagnosa 3.
Tujuan : Klien akan mempertahankan cairan tubuh yang normal
KH : Tanda dehidrasi tidak ada.
Rencana tindakan :
1. Catat intake dan output cairan (balanc cairan)
2. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan cairan peroral
3. Monitor keseimbangan cairan , membran mukosa, turgor kulit,
nadi cepat, kesadaran menurun, tanda-tanda vital.
4. Pertahankan keakuratan tetesan infus
5. Observasi tanda-tanda vital (nadi, suhu, respirasi)
Diagnosa 4.
Tujuan : Kebuituhan nutrisi terpenuhi.
KH : Klien dapat mempertahankan/meningkatkan pemasukan nutrisi..
Rencana tindakan :
1. Kaji status nutrisi klien
2. Lakukan pemeriksaan fisik abdomen klien (auskultasi, perkusi,
palpasi, dan inspeksi)
3. Timbang BB klien setiap hari.
4. Kaji adanya mual dan muntah
5. Berikan diet sedikit tapi sering
6. Berikan makanan dalam keadaan hangat
7. kolaborasi dengan tim gizi
Diagnosa 5
Tujuan : Tidak terjadi
peningkatan suhu tubuh.
KH :
Hipertermi/peningkatan suhu dapat teratasi dengan proses infeksi hilang
Rencana tindakan :
1. Observasi tanda-tanda
vital
2. Berikandan anjurkan
keluarga untuk memberikan kompres dengan air pada daerah dahi dan ketiak
3. Libatkan keluarga
dalam setiap tindakan
4. Berikan minum per
oral
5. Ganti pakaian yang
basah oleh keringat
6. Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat penurun panas.
Diagnosa 6
Tujuan : Pengetahuan
orang tua klien tentang proses penyakit anaknya meningkat setelah dilakukan
tindakan keperawatan
KH : Orang tua klien
mengerti tentang penyakit anaknya.
Rencana tindakan :
1. Kaji tingkat pengetahuan
orang tua klien tentang proses penyakit anaknya
2. Kaji tingkat
pendidikan orang tua klien
3. Bantu orang tua
klien untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan dirumah sakit seperti :
diet, istirahat dan aktivitas yang sesuai
4. Tekankan perlunya
melindungi anak.
5. Jelaskan pada
keluarga klien tentang Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan,
pencegahan dan komplikasi dengan memberikan penkes.
6. Beri kesempatan
pada orang tua klien untuk bertanya tentang hal yang belum dimengertinya
Diagnosa 7
Tujuan : Cemas anak
hilang
KH : Klien dapat
tenang, cemas hilang, rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Rencana tindakan :
1. Kaji tingkat
kecemasan klien
2. Dorong ibu /
keluarga klien mensufort anaknya dengan cara ibu selalu didekat klien.
3. Fasilitasi rasa
nyaman dengan cara ibu berperan serta merawat anaknya
4. Lakukan kunjungan,
kontak dengan klien
5. Anjurkan keluarga
yang lain mengunjungi klien
6. Berikan mainan
sesuai kesukaan klien dirumah
4. Evaluasi
Evaluasi yang
diharapkan pada pasien dengan Brochopneumonia dalah :
a. Pertukaran gas
normal.
b. Bersihan jalan
napas kembali efektif
c. Intake dan output
seimbang
d. Intake nutrisi
adekuat
e. Suhu tubuh dalam
batas normal
f. Pengetahuan
keluarga meningkat
g. Cemas teratasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar